Senin, 15 Oktober 2012

ANALISIS ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PADA REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2003).Masa remaja juga merupakan suatu masa perkembangan yang penuh dengan berbagai tantangan baik itu dari segi fisik maupun segi psikis. Dari kesimpulan diatas dapat kita lihat bahwa masa remaja sangat rentan akan berbagai masalah, baik dalam perkembangan fisik, perkembangan psikis, perkembangan bahasa dan perkembangan sosialnya.Permasalahan yang terjadi pada remaja sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perubahan dari dalam diri dan sosialnya.
Perkembangan sosial remaja sangat penting bagi kehidupan remaja selanjutnya.Perkembangan sosial mempengaruhi remaja dalam hubungan sosialnya dengan teman sebaya dan orang tua dan yang paling essensial dari perkembangan sosial remaja adalah pencarian identitas atau jati diri. Apabila perkembangan sosial tidak mengalami kesuksesan maka remaja tidak akan dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sosialnya dengan baik, sehingga pada masa dewasa akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.




B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian perkembangan pada remaja ?
2.      Asepk apa saja yang ada pada perkembangan remaja ?
3.      Apa saja tugas perkembangan remaja ?
4.      Membandingkan perkembangan 2 orang remaja
5.      Rekomendasi  pada remaja yang terganggu perkembangannya

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui dan memahami perkembangan pada remaja
2.      Memahami karakteristik remaja
3.      Mengetahui tugas-tugas pada remaja
4.      Mengetahui hasil membandingkan perkembangan pada 2 remaja
5.      Memberikan rekomendasi pada remaja yang terganggu perkembangannya








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian perkembangan remaja
 Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Remaja adalah segmen perkembangan individu yang snagat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu breproduksi. Menurut monopka (pikunas, 1976) merasa remaja ini meliputi : a) remaja awal : 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18tahun, dan c) remaja akhir : 19-22tahun. Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kea rah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri,dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
  
B.     Adapun aspek-aspek pada perkembangan remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.

Secara
 umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :

Perempuan
·           Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
·           Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
·           Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
·           Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
·           Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·           Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Laki-laki
·           Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
·           Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
·           Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
·           Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
·           Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
·           Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·           Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

2.      Perkembangan sosial pada remaja
Menurut (Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd.:122) Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; melebur diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur, Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga terselip pemikiran pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditantai dengan menonjolnya fungsi intelektual emosional. Seorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami oleh remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik Erickson  (dalam lefton, 1982:281) dinyatakan bahwa anak telah mengalami krisi identitas. Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri seseorang adalah sesuatu yang kompleks.  Banyak remaja yang amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati dirinya.  Dalam hal ini Erik Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh pengaruh sosiaokultural. Tidak seperti pandangan freud, kehidupan sosial remaja (pergaulan dengan sesame remaja terutama dengan lawan jenis) didorong oleh berorientasi pada kepentingan seksual. Semua perilaku bsosial didorong oleh kepentingan sosial.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai penimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh ramaja dan yang paling rumit adalah faktorpenyesuaian diri. Didalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat, masing-masing individu bersaing tampil menonjol, memperlihatkan akunya. Oleh karena itu, sering terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Teteapi sebaliknya dalam kelompok ini terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang diikati oleh norma kelompok yang telah disepakati.
Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi kelompok.  Penyesuaian dalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis sekalipun, tetap menjadi permasalahan yang cukup berat. Di dalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan emosiaonal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekuarngan masing-masing dan upaya menahan sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam hubungan sosial yang lebih khusus, yang mengarah kepemilihan pasangan hidup, pertimbangan faktor agama dan suku ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing individu  yang bersangkutan, tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang besar (sesame agama atau sesame suku).
Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilik teman hidup.
1.      Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
2.       Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut “Erick Erison” Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
3.      Pergaulan remaja banyak diwujudk/an dalam bentuk kelompok – kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
4.      Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya : keluarga,kematangan anak,status sosial ekonomi keluarga,tingkat pendidikan,dan kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
·         Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak. Termasuk perkembangan sosialnya. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menetapkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan.
·         Kematangan
Untuk mampu bersosialisasi dengan bauk diperlukan kematangan fisik sehingga setiap fisiknya telah mampu menjlankan fungsinya dengan baik.
·         Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak,bukan sebagai anak yang independent,tetapi akan dipandang konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu,”ia anak siapa”. Secara tidak langsung pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehingga anak akan menjaga status soisal dan ekonomi keluarganya.
·         Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisais anak yang terarah. Karena pendidikan merupakan proses pengoperasian ilmu yang normative. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,masyarakat,dan agama.
·         Kelembagaan
Peserta didik bukan hanya dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat,tetapi dikenalkan kepada norma-norma kehidupan bangsa (nasional) .
·         Kapasitas Mental, Emosi Dan Intelegensi.
Kemapuan berfikir dapat mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memcahkan masalh, dan berbahasa. Perkembangan emosi sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Pada hakekatnya anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi,kemampuan berbahasa baik,dan pengendalian emosi secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.

3.      Perkembangan bahasa pada remaja
Bahasa merupakan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10).
Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata,namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan piperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar disekolah.

Masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.


4.      Perkembangan emosi pada remaja
A.     Definisi Emosi
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris), (dalam Syamsu Yusuf 2011: 114).
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “ setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam), (dalam Syamsu Yusuf 2011: 115).
Menurut James & Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
Jadi, emosi adalah ungkapan/luapan perasaan yang timbul karena adanya stimulus dari dalam diri maupun dari luar/lingkungan seperti marah, senang, sedih dan lain-lain.
B.     Ciri-ciri dan Karakteristik Emosi
1.      Ciri-ciri Emosi
Emosi merupakan peristiwa psikologis, dalam hal ini ada beberapa ciri-ciri emosi yaitu sebagai berikut:
a.       Lebih bersifat subjektif
b.      Bersifat fluktuatif / tidak tetap
c.       Berhubungan dengan peristiwa pengenalan panca indera
2.      Karakteristik Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.  Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213). Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat terletak pada macam dan derajat rangsangan yang mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja. Emosi juga dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis).
1.      Emosi sensoris, adalah emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, ,manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
2.      Emosi psikis, adalah emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Adapun yang termasuk kedalam emosi psikis yaitu:
a.       Perasaan Intelektual, adalah yang memiliki sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran.
b.      Perasaan sosial, adalah perasaan yang bersangkutan dengan hubungan baik dengan orang lain (perorangan maupun kelompok) maupun diri sendiri.
c.       Perasaan susila, adalah perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral).
d.      Perasaan keindahan (estetis), adalah perasaan yang berkaitan dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
e.       Perasaan ketuhanan, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai religius.

5.      Perkembangan karir pada remaja
Pengertian karier secara luas adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaianseseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi.
3 Pengertian Tentang Karier:
  1. Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
  2. Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.
  3. Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseorang selama masa kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang pasti mempunyai karir.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya,adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence,seperti yang dipergunakan saat ini,mempunyai arti yang lebih luas,mencakup kematangan mental,emosional,sosial,dan fisik.Pandangan ini dikemukakan oleh piaget (121) yang dilengkapi dengan:
Secara psikologis,masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Remaja
Kesulitan yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan yang baik dimasa mendatang.
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pemilihan karir antara lain:
1.   Faktor yang ada dalam diri siswa
Diantaranya adalah: tingkat intelegensi, sikap mental,Jenis kelamin agama dan minat terhadap suatu karir
2.   Faktor di luar siswa
Diantaranya; tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat
Dari kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang mendasar, namun masih banyak lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam memilih karir, salah satu faktornya adalah faktor kebutuhan.
Dalam kenyataannya seorang remaja ketika menentukan pilihan karir, seringkali tidak dilakukannya sendiri. Penentuan dan pemilihan karir seorang remaja ditentukan oleh berbagaa faktor diantaranya orang tua, teman-teman, gender, dan karakteristik diri sendiri. Dalam buku Psikologi Pendidikan oleh John W. Santrok pada tahun 2007, berikut adalah penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pekerjaan pada remaja.
Orang Tua
Orang tua ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya. Walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin kehidupan karirnya.
Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain. Anggapan orang tua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya.
Dalam kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan.
Teman (Peer Group)
Tidak dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seseorang dalam memilih jurusan program studi di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Peran Jenis Gender
Stereotype masyarakat seringkali telah menilai terhadap jenis kelaminseseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.
Karakteristik Kepribadian Individu
Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan intelektual. Sudah banyak lembaga pendidikan SMA yang mengadakan tes psikologi dengan membantu siswa-siswinya dalam menentukan jurusan agar sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini untuk menghindari penyesalan dalam pengambilan studinya atau merasa tidak cocok dengan minat bakatnya.
Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan sangat ditentukan karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.


BAB III
ANALISIS
Dalam membahas masalah perkembangan remaja saya melakukan penelitian tentang perkembangan 2 orang remaja perempuan yang berada di sekolah menengah atas, adapun penelitiannya mengenai perkembangan fisik, sosial, bahasa, emosi, dan kairi. Mengenai perkembanhan tersebut saya mengajukan 20 pertanyaan, yang diantaranya :
1.      Perubahan Fisik apa yg kamu rasakan saat ini ?
2.      Bagaimana perasaan kamu saat perubahan fisik terjadi ? menerima atau menolak?
3.      Sudahkan kamu menstruasi atau mimpi basah?
4.      Menurut kamu apakah itu normal?
Aspek Sosial
1.      Apakah kamu mempunyai teman dekat atau sahabat? Berapa ?
2.      Dalam bersosialisasi kamu orang yang seperti apa ? pemalu atau supel ?
3.      Apakah kamu mempunyai masalah dalam bersosialisasi?
4.      Dimana kamu mengalami masalah dalam bersosialisasi?

Aspek Bahasa
1.      Bahasa apa yang kamu gunakan sehari-hari? Formal atau non formal ?
2.      Apakah kamu menggunakan bahasa yg berbeda di sekolah dan di rumah ?
3.      Bahasa apa yang nyaman kamu gunakan?
4.      Pernahkan kamu menggunakan bahasa kasar dan juga pernahkah kamu mebuat bahasa sendiri ?
Aspek Emosi
1.      Bagaimana cara kamu mengungkapkan emosi?
2.      Bagaimana cara kamu mengatasi emosi?
3.      Dimana anda dan pada saat apa kamu meluapkan emosi?
4.      Dimana anda dan pada saat apa kamu meluapkan emosi?
5.      Menurut kamu, apakan kamu sudah mampu mengendalikan emosi dengan baik ? iya atau tidak ?
Aspek Karier
1.      Apakah kamu memiliki cita ?
2.      Apa yang kamu ketahui mengenai cita-cita anda nanti?
3.      Apakah ada peran orang tua dalam memilih cita-cita tersebut? Suka atau paksaan?
4.      Bagaimana cara kamu agara dapat meraih cita-cita tersebut?
Pada perkembangan aspek fisik 2 remaja perempuan tersebut diketahui perubahan yang cukup signifikan pada tubuhnya, mereka merasakan tubuhnya bulu-bulu halus, tubuh membesar, tumbuhnya buah dada, pinggul melebar, dan bertambah tingginya tubuh meraka. Pada perkembangan primer mereka yang meliputi kematangan seksual, mereka merasakan ketertarikan pada lawan jenis karena mereka merasakan organ reproduksinya yang sedang tumbuh, seperti pubertas dan menstruasi, mereka pun menerima perubahan tersebut karena mereka menganggap itu normal sebagai seorang remaja yang sedang tumbuh.
Pada asepk sosial mereka mengakui mempunyai teman banyak dan mudah bergaul, meskipun salah satu remaja tersebut mengakui jika pertama kali bertemu ia akan lebih banyak diam dan pemalu akan tetapi lama kelamaan akan akrab dan mudah bergaul. Dapat disimpulakan kedua remaja tersebut kadang-kadang merasa sedikit mempunyai masalah dalam bersosialisasi baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat, akan tetapi mereka masih dapat mengatasinya.
Pada aspek bahasa mereka menggunakan bahasa non formal untuk sehari-hari, dan mereka juga lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa sunda karena mereka bertempat tinggal dikota bandung yang masyarakat dan keluarganya menggunakan bahasa tersebut. Disekolah mereka mempunyai banyak teman dan jika ia sedang bersama nsatu permainan (geng) dia dan temannya sering menggunakan bahkan membuat bahasa yang mereka mengerti sendiri.
Dalam aspek emosi mereka lebih nyaman diam jika sedang marah , atau kadang-kadang menangis dikamar sendirian. Namun pada saat tertentu setelah diam memadamkan emosinya mereka akan terbuka dan memulai menceritakan masalahnya pada orang yang dipercaya, mereka juga mengakui belum mampu mengendalikan emosinya dan sedang berusaha bisa meminimalisir jika sedang terjadinya emosi.
Dalam aspek karir mereka sudah memiliki dan sedang meniti karirnya, mereka sudah mengerti bagaimana caranya mencapai cita-cita tersebut dengan belajar dengan sungguh-sungguh demi masa depannya yang cerah. Mereka juga dibebaskan dalam memilih cita-citanya akan tetapi tidak luput dari peran orang tua yang selalu mendukung apapun yang dicita-citakan asalpun positif
BAB IV
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja.
Pada saat perkembangan remaja  meliputi aspek fisik, sosial, bahasa, emosi dan karir. Remaja juga masih butuh bimbingan dari orang tua, guru, teman dan masyarakat agara mampu menjalankan tugas-tugas perkembangannya dengan baik.

B.     SARAN
Masa remaja merupakan masa dimana individu mencari identitas atau jati dirinya, dalam fase ini remaja mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan sosialnya, agar remaja tidak terjerumus kedalam lingkungan sosial yang menyimpang, oleh sebab itu peran guru dan orang tua menjadi sangat penting dalam membantu remaja mengatasi hambatan- hambatannya dalam kehidupan sosialnya, aspek fisik, bahasa, emosi dan karir.





DAFTAR PUSTAKA

Santrock,W.,John. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Life Span Development). Erlangga : Jakarta


1 komentar:

  1. Bantu buat Kartu Kredit dan Kta BANK ANZ 5-500 jt di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara dana instant tanpa jaminan 100% berkas aman cukup fc ktp.slip gaji/skp kartu kredit limit min 5 jt usia 1 th npwp dan cover tabungan . khusus karyawan gaji min 5 jt perbulan. proses maks 10 hari kerja.bunga 1.5%-1.89%. tenor sampai 5 tahun bila berminat hub chairul sarto utomo via sms telp 0852293...48635. 085712639751 whatshapp 08883932980 fb chairul ichsan buana
    alamat kantor Jl. Pandanaran No. 47
    Semarang 50243 GEDUNG BANK ANZ LANTAI DUA
    DANA TUNAI dan kartu kredit bank anz PENUHI SEGALA KEBUTUHAN ANDA , KARYAWAN ATAU OWNER BUAT NAMBAH MODAL USAHA,PERNIKAHAN,PENDIDIKAN,RENOVASI RUMAH DLL PROSES MUDAH,CEPAT MAKSIMAL 10 HARI KERJA DANA LANGSUNG DI TRANSFER KE REKENING ANDA DIMANAPUN ANDA BERADA DI SELURUH PELOSOK NUSANTARA
    ALAMAT KANTOR DI GEDUNG BANK ANZ SEMARANG untuk divisi pemasaran kami bertempat tinggal di JL lamper sari 14 no 10 semarang

    MARKETING CHAIRUL SARTO UTOMO
    info detail bisa lihat di danaimpiankita@blogspot.com

    BalasHapus